Emosional adalah sesuatu yang alamiah bagi diri manusia, bahkan bagi beberapa makhluk hidup lainnya, khususnya yang termasuk hewan mamalia. Emosional itu mencakup perasaan sedih, marah, kesal, kecewa dan lain sebagainya.
Tapi, emosional pun bisa menjadi berbahaya jika tidak dikendalikan dan tidak diberdayakan, ia akan menjadi energi negatif yang akan membuat jiwa kita menjadi lelah bahkan berpenyakit. Dan, salah satu emosional yang berbahaya jika tidak dikendalikan dengan baik adalah emosional amarah.
Amarah yang tak terkendali bisa membuat kita melakukan hal-hal yang tidak diinginkan bahkan bisa melukai orang-orang yang ada di sekitar kita. Oleh karena itu, kita perlu mengendalikan amarah kita dengan baik, berikut ini adalah 7 cara mengendalikan amarah seperti yang dianjurkan oleh Rasulullah.
1. Membaca Taawudz
“Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui.” (QS. Al-A’raf: 200)
"Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz.
"Marahnya akan hilang," sabda Nabi SAW seperti diriwayatkan Sulaiman bin Surd RA dalam Hadits Riwayat (HR) Bukhari dan Muslim.
2. Diam
Seperti dalam salah satu hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah menyarankan untuk tetap diam.
Sebab, saat seseorang marah dan membiarkan mulutnya terbuka, banyak sambatan, misuh-misuh, cacian, makian yang keluar sampai menyakiti orang lain.
3. Berganti Posisi: Berdiri ke Duduk, Duduk ke Berbaring
Berganti posisi saat merasakan kemarahan bisa meredakan dan menenangkan diri agar tidak berubah jadi kekerasan.
“Bila salah satu di antara kalian marah saat berdiri, maka duduklah. Jika marahnya telah hilang (maka sudah cukup).
"Namun, jika tidak lenyap pula maka berbaringlah.” (HR. Abu Daud, no. 4782. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
4. Mengambil Air Wudhu
Air wudhu pun dapat menenangkan dan memadamkan api kemarahan di hati agar tidak meledak dan melukai diri sendiri maupun orang lain.
“Sesungguhnya amarah itu dari setan dan setan diciptakan dari api. Api akan padam dengan air.
"Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaknya berwudhu.” (HR. Abu Daud, no. 4784. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
5. Mengingat Wasiat dan Janji Rasulullah SAW
Rasulullah SAW pernah berulang kali memberikan nasihat yang sama saat seseorang memintanya, yaitu 'janganlah engkau marah'.
"Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, seorang lelaki berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, 'Berilah aku wasiat.' Beliau menjawab, 'Janganlah engkau marah.'
Lelaki itu mengulang-ulang permintaannya, (namun) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (selalu) menjawab, 'Janganlah engkau marah.'” (HR. Bukhari, no. 6116)
6. Perbanyak istighfar
Ketika marah, perbanyaklah mengucap kalimat istighfar, karena amalan ini dapat menenangkan hati dan pikiran. Doa tersebut berdasarkan dalam suatu hadits, Rasulullah bersabda: "Sungguh, aku akan mengajari suatu kalimat, yang apabila ia mengucapkannya maka akan hilang apa yang ia dapatkan (marah).
7. Membaca doa ketika marah
Bacaan doa ketika merasa marah
Dilansir dari nu.or.id, Rasulullah SAW pernah mengajarkan bacaan doa untuk dibaca ketika sedang merasa marah.
Adapun bacaan doanya ialah sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ ، وَأَذْهِبْ غَيْظَ قَلْبِيْ ، وَأَجِرْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ
Artinya, “Tuhanku, ampunilah dosaku, redamlah murka hatiku, dan lindungilah diriku dari pengaruh setan.”
Oleh: Wanda Amalia Nadhifa,
Mahasiswi jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. Aktif berkegiatan di lembaga Dakwah Kampus dan memiliki cita-cita menjadi penulis.