-->
  • Jelajahi

    Copyright © Youth Indonesian
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Bonus Demografi Indonesia, Berkah atau Bencana? Ini Dia Faktanya, Tahun 2045 Indonesia Bisa Hancur

    Admin
    Jumat, 17 Juni 2022, Juni 17, 2022 WIB Last Updated 2022-06-17T06:34:53Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    YOUTHINDONESIAN - Dalam laporan Badan Pusat Statistik (BPS), dalam kurun beberapa tahun ke depan, Indonesia diperkirakan akan mengalami lonjakan penduduk usia produktif, atau lebih dikenal dengan bonus demografi.

    Tema ini sudah sering dibahas dalam beberapa kali kesempatan, di perkiraan pada tahun 2045, Indonesia akan mencapai puncaknya dalam bonus demografi, memiliki banyak human resources atau sumber daya manusia yang usianya muda.

    Seperti yang pernah diungkapkan oleh Bung Karno, "Berikan aku 10 Pemuda, maka akan kuguncangkan dunia", ini menandakan bahwa betapa pentingnya posisi dan peran generasi muda, generasi muda indentik dengan tenaga yang masih segar, pemikiran yang kritis, rasa semangat dan idealisme yang masih berkobar tinggi.

    Namun, pemuda seperti apa yang Bung Karno maksud? Tentu saja pemuda yang berkualitas, generasi muda yang memiliki ilmu dan pemahaman yang luas akan kondisi bangsa, serta berwawasan global, itulah pemuda yang bisa mengguncangkan dunia.

    Tapi, mari kita lihat sekarang, bagaimana kondisi generasi muda Indonesia hari ini?  dalam beberapa survey menunjukkan bahwa kualitas calon generasi muda masa depan bangsa Indonesia, kualitasnya masih minim bahkan masih sangat rendah.

    Indonesia saat ini, lebih banyak memiliki generasi tulang lunak, di salah satu platform media sosial Toktok (nama media disamarkan) banyak anak lelaki yang berjogat-joget penuh bangga, disertai dengan latar belakang musik ngak ngik ngok, kemudian juga anak perempuan yang lebih doyan mengumbar belahan dada, joget pinggul dan mempertontonkan goyang pantat. Miris.

    Kemudian sugguhan film yang sangat tak berkualitas di banyak tayangan televisi tanah air. Tak seperti dulu, sekarang, sangat jarang ditemui publisitas terhadap generasi muda yang berkompeten dan berprestasi, mereka minim mendapatkan sorotan media.

    Media, demi memenuhi nafsu keuntungan materil semata, lebih mementingkan mengundang para generasi tulang lunak, yang "karya-karyanya" hanya berjogat-joget dan berbicara kasar bahkan toxic.

    Bahkan, perkumpulan atau organisasi kaum muda Indonesia hari ini pun, kebanyakan hanya omong kosong, seperti Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) apa fungsinya, apa gunanya, selain menghabiskan dana hibah dari pemerintah. Tak ada rekruitmen, tak ada pendidikan ideologis, bahkan lebih sering ribut soal kekuasaan, sampai muncul KNPI tandingan.

    Tak seperti liga pemuda Sosialis yang memiliki nilai ideologis atau pun gerakan muda dunia lainnya yang berideologis. Gerakan pemuda Indonesia hari ini banyak ditunggangi oleh kepentingan politik kelompok dan golongan, sangat pragmatis bahkan korup.

    Hampir tak ada, dan sangat sedikit yang memikirkan bagaimana agar bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang maju dan bermartabat. Elite atas sibuk dengan perang politik dan kepentingan kelompoknya masing-masing.

    Lalu, dengan adanya bonus demografi, apakah ini sebuah berkah bagi bangsa Indonesia, sekali lagi kita tanyakan, Indonesia memiliki banyak penduduk produktif, apakah berkah? 

    Bonus demografi akan berkah jika generasi mudanya adalah generasi muda yang berkualitas, yang terdidik, yang memiliki nilai-nilai dan pemahaman ideologis yang kuat.

    Jangan harap bonus demografi menjadi sebuah berkah jika sampai saat ini tak ada pembinaan dan pengarahan atau pun pendidikan yang tepat bagi generasi muda.

    Bonus demografi akan menjadi bencana besar ketika generasi muda yang akan datang adalah generasi muda yang buruk, tak terdidik dan minim akan nilai-nilai ideologis, justru nanti yang terjadi adalah pengangguran, angka kriminalitas dan tingakat kejahatan yang semakin tinggi.

    Karena, para generasi muda tersebut minim kemampuan dan minim wawasan, yang menyebabkan mereka tak memiliki peluang kerja atau tak diserap oleh lapangan pekerjaan, maka yang ada hanyalah tindakan kriminal dan kejahatan.

    Seandainya kondisi ini terus dibiarkan, maka pada tahun 2045, Indonesia bisa menjadi negara gagal bahkan negara hancur.***

    Oleh : Sanik Radu Fatih
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    Ekonomi & Bisnis

    +