YOUTHINDONESIAN - Setelah Huawei, kini giliran aplikasi Tiktok asal negeri China yang terkena kebijakan diskriminatif pemerintahan AS, dengan alasan keamanan data.
Padahal diketahui, platform aplikasi asal negaranya pun melakukan hal yang sama, yaitu mengumpulkan data pengguna.
Tapi, perseteruan AS vs China ternyata masih berlanjut melalui berbagai kebijakan yang saling membatasi dan saling menjatuhkan satu sama lain.
China yang kini dianggap sebagai raksasa dari timur yang telah bangun dari tidurnya, membuat AS merasa terancam, hegemoni AS sebagai pengatur dunia mulai terusik oleh China. Sepertinya AS tak ingin ada pesaing.
Amerika Serikat (AS) kian galak pada Tiktok. Terbaru, senator Michael Bennet menuntut Apple dan Google bisa menghapus platform dari toko aplikasi masing-masing.
Permintaan Bennet itu disampaikan pada kepala kepala eksekutif dua perusahaan, Tim Cook dan Sundar Pichai. Dia merujuk pada hubungan Tiktok dengan pemerintah China sebagai alasan penghapusan aplikasi dari App Store dan Play Store.
Dalam suratnya, Bennet merujuk pada Tiktok yang dilaporkan mengumpulkan data pengguna dan menimbulkan ancaman khusus untuk keamanan AS.***