(Dok. saat berfoto di depan masjid Sultan ,Singapore)
Event Student Exchange and Youth
Movement sebagai penyelenggara lomba "Essay National Competition"
mengajak para pemenang 10 besar belajar menulis kepada Gol A Gong di Rumah
Dunia, Serang, Banten pada, 18
- 19 Februari 2019.
"Saya diajari menulis catatan
perjalanan dan diberi wawasan tentang dunia Literasi di Indonesia, " kata
Fadillah Ham, pelajar SMA 11 Pinrang
Sulawesi Selatan.
Hari pertama dibekali teori, hari kedua diajak praktik ke kawasan Banten
Lama.
Pada 20 Februari, rombongan berangkat ke Singapura. "Penting melihat dunia, agar kita bisa melihat, bahwa negara tetangga sudah terbang tinggi, " kata Gol A Gong, yang langsung menangani perjalanan ini.
Nursanik, Direktur Event Student Exchange and Youth Movement menjelaskan, bahwa di Singapura para peserta diminta untuk menentukan angle atau focus pada satu hal yang menarik perhatian. "Di saat Mengunjungi satu destinasi, Mas Gong meminta waktu 1 jam untuk berdiskusi soal tulisan," tambah Sanik.
Hari pertama, 20 Feb, sudah dimulai di Bandara Soekarno-Hatta. "Sangat detail. Kami diajak membedah kota Singapura, bukan cuma berwisata," Erma Setyo Wienari, mahasiswa S2 UGM jurusan Kepemimpinan dan Kebijakan Publik, sangat antusias mengikuti kegiatan ini.
Tiga destinasi mereka kunjungi : mereka makan siang di Little India, menikmati arsitektur modern Marina Bay Sands dan wisata kota tua China Town. "Kami harus mewawancarai nara sumber, " Alfi Dahlia Arofani, mahasiswi UPI Serang nimbrung. "Dua kali saya ditolak wawancara. Ketiga, ada turis Jerman menyanggupi.
"Di hari kedua, destinasi pagi dimulai wisata sejarah di kawasan Kampung Arab. Mereka menikmati kuliner pagi, mengunjungi mesjid Sultan, Melayu Heritage Center, dan Nanyang Technology University hingga sore .
"Pelajar Indonesia harus pintar, " Fadillah Ham bercerita. "Itu yang dikatakan seorang jamaah yang saya wawancara di mesjid Sultan," tambah Alfi Dahlia Arofani. "Ya, saya harus pinter!".Setelah itu mereka ke Nanyang University Technology. Mereka takjub dengan kebersihan lingkungan di kampusnya. Ada 2 destinasi lagi menutup kegiatan hari kedua, yaitu Garden by The Bay Dan Kampung Bugis. Rencananya, setelah pulang ke rumah, tulisan mereka akan diterbitkan jadi buku oleh Gong Publishing.
Pada 20 Februari, rombongan berangkat ke Singapura. "Penting melihat dunia, agar kita bisa melihat, bahwa negara tetangga sudah terbang tinggi, " kata Gol A Gong, yang langsung menangani perjalanan ini.
Nursanik, Direktur Event Student Exchange and Youth Movement menjelaskan, bahwa di Singapura para peserta diminta untuk menentukan angle atau focus pada satu hal yang menarik perhatian. "Di saat Mengunjungi satu destinasi, Mas Gong meminta waktu 1 jam untuk berdiskusi soal tulisan," tambah Sanik.
Hari pertama, 20 Feb, sudah dimulai di Bandara Soekarno-Hatta. "Sangat detail. Kami diajak membedah kota Singapura, bukan cuma berwisata," Erma Setyo Wienari, mahasiswa S2 UGM jurusan Kepemimpinan dan Kebijakan Publik, sangat antusias mengikuti kegiatan ini.
Tiga destinasi mereka kunjungi : mereka makan siang di Little India, menikmati arsitektur modern Marina Bay Sands dan wisata kota tua China Town. "Kami harus mewawancarai nara sumber, " Alfi Dahlia Arofani, mahasiswi UPI Serang nimbrung. "Dua kali saya ditolak wawancara. Ketiga, ada turis Jerman menyanggupi.
"Di hari kedua, destinasi pagi dimulai wisata sejarah di kawasan Kampung Arab. Mereka menikmati kuliner pagi, mengunjungi mesjid Sultan, Melayu Heritage Center, dan Nanyang Technology University hingga sore .
"Pelajar Indonesia harus pintar, " Fadillah Ham bercerita. "Itu yang dikatakan seorang jamaah yang saya wawancara di mesjid Sultan," tambah Alfi Dahlia Arofani. "Ya, saya harus pinter!".Setelah itu mereka ke Nanyang University Technology. Mereka takjub dengan kebersihan lingkungan di kampusnya. Ada 2 destinasi lagi menutup kegiatan hari kedua, yaitu Garden by The Bay Dan Kampung Bugis. Rencananya, setelah pulang ke rumah, tulisan mereka akan diterbitkan jadi buku oleh Gong Publishing.